Selasa, 30 Maret 2010

BERAGAM KONDISI ORANG KAFIR DAN PELAKU MAKSIAT SAAT MENJALANI PROSES DI PADANG MAHSYAR


BERAGAM KONDISI ORANG KAFIR DAN PELAKU MAKSIAT SAAT MENJALANI PROSES DI PADANG MAHSYAR


ORANG YANG MENINGGALKAN SHALAT
Di padang Mahsyar,orang yang meninggalkan atau menunda-nunda shalat akan menemui hisap yang sulit,ia tidak mmemiliki cahaya keselamatan,dikumpulkan bersama fir’aun,Qorun,Haman,dan ubai bin khalaf.(HR Ad-Darimi No.2777)
Sedangkan orang yang meninggalkan shalat berjamaah padahal ia tidak brehalangan maka kelak pda hari kiamat akan merunduk kebawah dan di liputi kehinaan.(QS Al-Qolam[68].42-43)

ORNG YANG TIDAK MENUNAIKAN ZAKAT
Di hari kiamat,orang-orang yang enggan membayar zakat akan mengalami:
-Emas dan perak yang tidak dizakati akan di panaskan dalam neraka jahannam,lalu dibakar dengan dahi mereka,lambung dan punggung mereka
-Harta yang mereka bakhilkan itu akan di kalungkan kelak di lehernya pada hari kiamat
-bila ia tidak menzakati binatng yang seharusnya di zakati,maka ia akan disungkurkan di atas wajahnya pada sebuah lubang yang luas.kmudian binatang-binatang tadi akan menginjak dengan kukunya dan menanduk dengan tanduknya.
-Nanti hartanya akn diwujudkan dalam bentuk ular ganas yang memiliki dua taring bisa,ular itu melilitnya dan mencabik-cabiknya pada kedua sisi mulutnya.(HR Muslim no.1647,HR Bukhari no 1314)

PARA PEZINA
Para pezina kelak diakhirat akan disiksa di atas api yangmenyala-nyala,berteriak histeris,hisafnya buruk dari kelamin mereka keluar bau yang menyengat dan ghuttah(sungai di neraka yang bersumber dari kemaluan para pelacur)yang kelak di minumkan bagi peminum khamar,kemudian di neraka,ular menyengat para pezina sehingga merasakan pedih sakitnya selama 1000 tahun.lalu terkelupaslah daging-daging nya dan akan mmengalir dari kemaluannya nanah dan darah busuk. (Al-Kabair – Imam Adz-Dzahabi)

PARA PEMABUK
Pecandu minuman keras dan obat-obat yang memabukkanakan menemui hisaf yang berat di padang mahsyar.kedudukannya pada saat itu tak ubahnya orang yang ber buat syirik.Allah akn mencegahnya untuk klasuk syurga ketika melewati shirath,malaiakat zabaniyyah akan menariknya ke sungai khabal,bila terus menerus mabuk maka akan dilelehkan dengan logam dari neraka jahannam. (Al Kabair,Imam Az Dzahabi,HR Ahmad no,2325)

ORANG YANG MEMAKAN HARTA RIBA
Di Padang mahsyar orang yang memakan harta riba akan menemui hisaf yang sangat berat,ia akan dikumpukan dalam keadaan separti orang gila dan kerasukan setan sebagaimana yang dijelaskan dalam firman allah: “orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kerasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila…..…(QS Al-Baqarah [2]:275)

PEMBUNUH ORANG MUKMIN
Para pembunuh seorang mukmin akan mengalami hisab yang berat,azabnya dilipat gandakan pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu dalam keadaan terhina ,kemudian dipertemukan dengan yang dibunuh untuk diadili. (Fathul Bari, 12 / 196)

BUNUH DIRI
Besok di akhirat ,orang yang bunuh diri akan dasiksa dengan benda yang ia gunakan untuk membunuh dirinya sendiri. “Barang siapa yang membunuh diirinya dengan benda yang tajam ,maka nanti di jahannam benda itu akan ditusuk-tusuknya ke perutnya dan ia kekal di dalamnya .Barang siapa membunuh dirinya dengan racun,maka nanti di jahannam ia akan memegang racun itu dengan tangan nya lalu menghirupnya dan ia kekal di dalamnya,barang siapa membunh dirinya dangan terjun dari puncak gunungmaka ia nanti ia akan terjun kedalam neraka jahannam dan ia kekel didalamnya.” (HR Bukhari-Muslim)

ORANG YANG DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUA
Orang ini akan menemui padang mahsyar hisab yang berat,dan Allah tidak sudi melihat wajahnya. (Shahih Al-Jami’ As-Shaghir no. 3071).

Ide Kreatif Muslim Jerman Mendakwahkan Islam


Banyak cara yang bisa dilakukan untuk mendakwahkan Islam. Sebagai perancang busana, Melih Kesmen melakukannya lewat baju-baju rancangannya yang kini menjadi trend, bukan cuma di kalangan anak muda tapi juga orang-orang dewasa di Jerman.

Lewat kaos dan jaket kasual rancangannya, Kesmen ingin mengatakan pada dunia bahwa Islam sepadan dengan nilai-nilai yang berlaku di Barat dalam hal toleransi dan kebebasan berekspresi. Islam juga bisa keren dan modern sesuai perkembangan zaman. Di kaos dan jaket buatannya, Kesmen mencantumkan tulisan-tulisan yang mempromosikan Islam, misalnya "Hijab. My right. My choice. My life" atau "Terrorism has no religion".

Kesmen, Muslim Jerman keturunan Turki ini mengawali ide kreatifnya pada tahun 2006, saat sedang ramai-ramainya aksi protes di seluruh Eropa terhadap harian Denmark yang mempublikasikan kartun-kartun yang menghina Rasulullah Saw. Kesmen merasa muak dengan stereotipe dan sikap anti-Muslim yang muncul bersamaan dengan maraknya aksi protes itu. Ia kemudian mendapat ide untuk mengungkapkan perasaannya itu lewat rancangan busana yang dibuatnya.

"Pertama, saya membuat baju hangat untuk saya sendiri dengan mencantumkan slogan 'I love My Prophet' di baju itu untuk menunjukkan diri saya sebagai seorang Muslim yang memiliki sikap toleransi dan mencintai perdamaian," ungkap Kesmen yang masih berusia 34 tahun.

Tak diduga, baju hangat yang dipakainya menarik perhatian banyak orang. Saat ia sedang berjalan di luar dan mengenakan baju hangat itu, orang selalu menghentikan langkahnya dan bertanya dimana ia membeli baju tersebut. Kesmen lalu menyadari ada celah pasar yang bisa ia manfaatkan. Bersama isterinya, Yeliz, Kesmen membuat baju-baju kasual dengan menyematkan tema-tema Islami.

Setelah lebih dari tiga tahun, Kesmen sudah membuat sekitar 35 motif berbeda dengan menggabungkan Islam dan budaya pop gaya anak muda. Selain, produk busana, Kesmen juga membuat tas dan poster-poster Islami.

"Kaum perempuan senang membeli baju anak-anak yang bertuliskan 'Mini Muslim' di bagian dadanya," kata Yeliz, isteri Kesmen. (ln/isc)
(www.eramuslim.com)

Strategi Baru Amerika Terhadap Islam di Indonesia


Nasir Tamara muda memberanikan diri ke kantor Ford Foundation, suatu hari di awal 1980-an. Tekadnya hanya satu, ia butuh dana untuk belajar Islam dan politik. Ia ingin Ford Foundation mensponsori studinya.

Tapi, ia keluar kantor dengan tangan kosong. Pemerintah Amerika Serikat, yang menyokong dana Ford Foundation, menolak permohonannya. ”AS tidak tertarik dengan Islam,” kata Nasir, mengenang peristiwa itu, pada Washinton Post , baru-baru ini.

Selidik punya selidik, penolakan Ford Foundation ada hubungannya dengan Presiden AS saat ini, Barack Obama. Hubungan itu lewat mendiang ibu si Presiden, Ann Dunham. Ann adalah antropolog AS yang sudah menetap lebih dari satu dekade di Indonesia.

Riset Ann di Indonesia, yang tentu dilirik oleh AS, tidak mengutamakan bidang politik maupun agama. Dua bidang itu, menurutnya, terlalu sensitif. Apalagi saat itu Indonesia dikuasai oleh penguasa, yang menurutnya, berpaham sekuler. Riset Ann fokus pada pembangunan ekonomi.

Seandainya Nasir Tamara datang ke Ford Foundation pascapenyerangan World Trade Center, 11 September 2001, situasinya pasti lain. Bisa jadi ia benar-benar dibiayai studi di AS.

Washington Post mencatat, pendekatan AS terhadap Islam di Indonesia mengalami perubahan besar-besaran setelah menara kembar itu dihantam dua pesawat. AS menyediakan dana untuk ‘mencetak’ Muslim moderat.

Pemerintah Paman Sam menerbangkan ratusan ulama Indonesia untuk ikut kursus tentang Islam moderat di AS. Mereka menerbitkan buku panduan khutbah. Memberi garis besar isu-isu khutbah. Bahkan, salah satu organisasi swasta di AS mencoba membuatkan materi khutbah Jumat untuk para ulama Indonesia.

Dalam skala tertentu, apa yang dilakukan AS di awal dekade 2000-an terhadap Islam di Indonesia, meniru strategi perang dingin mereka terhadap komunisme dan Uni Sovyet. Kala itu, AS ‘jor-joran’ menyokong program pendidikan dan budaya antikomunisme.

Hal yang sudah dilakukan The Asia Foundation di sini. Yayasan yang disokong resmi oleh Pemerintah AS, tapi lewat saluran dana rahasia. The Asia Foundation bekerja sama dengan USAID membiayai program ‘Islam and Civil Society’ di Indonesia. ”Kami ingin menantang pemikiran Islam garis keras,” kata Ulil Abshar Abdalla, intelektual muda yang mendirikan Jaringan Islam Liberal di 2001. The Asia Foundationlah yang menyediakan dana bagi Ulil untuk mendirikan JIL.

Lewat dana itu, JIL bisa siaran mingguan di salah satu radio swasta. Tema siaran tentu saja mengkritisi interpretasi literal yang biasa dilakukan Islam garis keras. JIL juga sempat membuat program televisi yang memperlihatkan Islam warna-warni di Indonesia. Tak lupa mereka menyebarkan selebaran Islam liberal di sejumlah masjid.

Pemerintah AS benar-benar ‘kepincut’ model moderat Ulil. Ia diterbangkan ke Washington pada 2002. Di ibu kota negara ini, Ulil bertemu barisan pejabat penting. Mulai dari Depdagri AS hingga Pentagon. Ia berdialog dengan Paul D Wolfowitz, saat itu wakil Menteri Pertahanan AS dan mantan duta besar AS di Indonesia.

Tapi, pendekatan kultural ala perang dingin ini gagal total. Justru gara-gara JIL muncul, lebih banyak lagi umat Muslim konservatif yang benci pada AS. Mereka menilai AS bermain di air keruh, mencoba mengoyak-ngoyak akidah Islam.

Ini ditambah hadirnya perang Irak. ”Perang Irak ‘menghancurkan semuanya’,” kata Ulil, yang mulai menerima ancaman dibunuh setelah mendirikan JIL. Reaksi keras terus bertebaran. Majelis Ulama Indonesia malah menolak paham JIL. MUI mengeluarkan fatwa untuk menolak sekularisme, pluralisme, dan liberalisme.

Buntutnya kembali ke uang. The Asia Foundation tak lagi mengucurkan dana bagi JIL. Mereka mengubah strateginya. Masih tetap menyediakan dana bagi organisasi Islam lokal, tapi menghindari isu keagamaan yang sensitif.

Dana akan mengucur bila ada proposal seperti pelatihan pengawasan anggaran, pemberantasan korupsi, hingga penanganan kemiskinan. ”Yayasan menilai perdebatan pemikiran Islam di Indonesia akan lebih maju tanpa keterlibatan organisasi internasional,” kata Kepala Kantor The Asia Foundation Jakarta, Robin Bush.

Menurut Washington Post , Pemerintah AS selalu memerhatikan arah angin Islam di Indonesia. Betapa tidak. Indonesia adalah salah satu negara demokrasi terbesar di dunia. Jumlah penganut Islam di nusantara lebih banyak dari jumlah seluruh penduduk negara Teluk Persia.

”Ini adalah pertarungan ide. Pertarungan masa depan Indonesia,” kata Kepala USAID Jakarta, Walter North. Pertarungan ini mencuatkan pertanyaan penting: Cukupkah AS hanya mengamati perkembangan Islam di Indonesia, atau terjun langsung dan mempromosikan Muslim sesuai keinginan AS.

Secara garis besar, menurut Washington Post , perkembangan di Indonesia sesuai dengan arah yang diinginkan AS. Ini terlihat dari sejumlah gejala. Misalnya, terorisme yang melibatkan Islam. Ketika salah satu tersangka peledakan bom Ritz Carlton, Juli 2009, ditembak mati oleh Detasemen Khusus 88 (yang dilatih oleh AS). Warga desa tempat korban dilahirkan menolak jenazah dimakamkan di desa itu.

Lantas protes keras Front Pembela Islam terhadap kedatangan bintang porno asal Jepang, Maria Ozawa. Menurut AS, FPI tidak lagi ambil pendekatan kekerasan dengan menghancurkan bar, klub malam, atau hotel, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Derajat kebencian publik Indonesia ke AS terkait perang Irak pun diklaim turun. Salah satu faktor pendukungnya adalah hengkangnya George W Bush dan naiknya Barack Obama. Pada 2003, tahun pertama perang Irak, 15 persen orang Indonesia yang disurvei oleh Pew Research Center mendukung AS. Bandingkan dengan 75 persen dukungan sebelum Bush menjabat. Posisi dukungan sekarang, setelah Obama memerintah, ada di level 63 persen.

Menurut Washington Post , sejumlah faktor penting ikut andil memengaruhi perbaikan citra AS ini. Pertama, ekonomi Indonesia yang relatif baik di tengah krisis keuangan. Kedua, suksesnya pemilu yang bebas dan adil. Ketiga, kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono, jenderal lulusan AS, yang merangkul partai Islam dalam koalisinya.

Sementara menurut Masdar Mas’udi, ulama senior di Nahdlatul Ulama, salah satu organisasi Islam terbesar di dunia, faktor lain adalah kebijakan AS yang tidak lagi mencampuri urusan agama di Indonesia.

”Intervensi AS terhadap urusan agama di Indonesia justru memicu lawan tanding. Bahkan, memperkuat mereka. Makanya, ada perubahan di kebijakan AS. Sekarang mereka menyasar ke pengentasan kemiskinan, terutama petani Muslim,” katanya.

Kepala USAID di Indonesia, Walter North, menambahkan, sekarang bukan lagi saatnya ikut campur masalah agama. ”Kita terjun untuk langsung memecahkan masalah riil di Indonesia, yaitu kemiskinan dan memberantas korupsi. Mencoba melahirkan generasi pemimpin Muslim seperti yang diinginkan AS tidak laku lagi,” katanya.

sumber: Republika, (26/3/2010)

It's Time to KhiLafah Lead the World



Kita Mempunyai Kitab yg Satu
Kita Mempunyai Agama yg HAQ
Kita Mempunyai Umat yg Besar
Kita mempunya Sumber Daya Alam yg Banyak
Kita mempunyai Para Pemuda yg Tangguh
Dan kini kita hanya membutuhkan satu lagi. . yaitu INTUISI PEMERSATU DIBAWAH NAUNGAN KHILAFAH ISLAMIYAH !!!
Allahu AKBAR !!